2011

Gajah way kambas

Gajah way kambas
Seorang petani didaerah lampung menemukan seekor anak gajah dikebunya. Rupanya anak gajah ini tertinggal dari induk dan kumpulanya. Anak gajah itu diambil dan dirawat dengan baik oleh petani tersebut. Namun, karena tidak memiliki kandang yang memadai, akhirnya anak gajah ini diikat di sebatang bambu kecil dengan rantai anjing yang tidak terlalu besar.
Hari demi hari anak gajah tumbuh menjadi besar, dan keinginan naluri untuk bebaspun semakin besar. Setiap hari anak gajah yang sedang beranjak dewasa ini mencoba menhentakkan kakinya ke bambu. Tetapi tidak bisa, bahkan bagian kakinya mengalami luka lecet. Lama kelamaan keingginan gajah untuk melepaskan diri dari ikatan rantai tersebut mulai mengendur dan akhirnya tidak sama sekali.
Satu hal yang menarik, setelah gajah tersebut tumbuh menjadi gajah dewasa dan memilii taring yang  cukup panjang, dia tetap terikat pada sebatang bambu yang kecil seperti ketika ia baru ditangkap dulu. Padahal, menurut logika, sederhana saja, dengan sekali hentakan saja rantai tersebut sebenarnya bisa lepas. Mengapa tidak bisa dilakukan sang gajah? Karena didalam benaknya dia sudah meras gagal dan tidak munkin bisa melakukan lagi.
KEHIDUPAN manusia adalah kehidupan yang jatuh bangun ; sang pencipta tidak pernah menjanjikan langit yang selalu biru, namun satu hal yang pasti, setelah hujan reda selalu tampak pelanggi. Bukan perkara bagaimana kita bangkit dari kegagalan tersebut dan mulai melakukan pembaharuan agar hal serupa tidak terulang kembali. Pada kenyataanya, ada begitu banyak manusia yang dengan mudah melakuakan vonis terhadap dirinya sendiri dengan dan sekaligus memastikan bahwa dia tidak bisa melakukan apa2, lantaran sudah pernah melakukan kesalahan yang fatal. Keberhasilan bukan diukur dari posisi yang telah dicapai seseorang dalam kehidupan, melainkan dari rintangan2 yang diatasinya saat berusaha untuk berhasil. Di sinilah letak nilai kehidupan yang yang bermakna tersebut.
Pengalaman bukanlah apa yang terjadi pada seseorang, melainkan apa yang dilakukan seseorang terhadap apa yang terjadi padanya. Mungkin itu pengalaman yang pahit yang menyisakan duka atau pengalaman manis yang memotivasi kita untuk membuat hidup lebih hidup. Apa pun itu, bukan peristiwanya yang penting, melainkan sejauh mana kita merespon peristiwa tersebut. Terkadang pengalaman – pengalaman yang tidak menyenagkan cenderung membuat seseorang menjadi pesimis melihat kehidupan ini. Lebih hebatnya lagi, peristiwa kecil yang terjadi dapat berkembang dalam pikiran seseorang melalui imajinasinya sehinga seolah2 peristiwa tersebut demikian tragis telah merebut optimisme seorang.
Manusia(bukan gajah!) diberi akal, hati nurani dan dorongan oleh seorang Sang Pencipta untuk bangkit dari setiap kegagalan dan peristiwa yang begitu menekan. Tetapi tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi, tidak ada langkah yang  terlalu panjang untuk dijalani, dan tidak ada orang yang terlalu sulit untuk dihadapi ketika kita mampu menyikapi setiap peristiwa yang terjadi dengan hati yang jernih dan kepala dinggin. Seorang filsuf pernah bertutur, “kita tidak akan pernah bisa mengukur betapa tingginya sebuah gunung, hingga hingga kita sudah berada di puncaknya dan mengatakan bahwa sebenarnya tinggi gunung ini tidak seberapa.“ Artinya, jangan pernah menyerah sebelum pernah mencoba. Kekuatan terbesar untuk menyelesaikan pekerjaan adalah pada saat kita berani untuk memulainya. Bukankah seribu langkah kedepan dimulai dari langkah pertama?
Ketika peristiwa begitu menekan dan hampir putus asa, percayalah bahwa hal tersebut tidak akan melebihi kekuatan kita sebagai manusia yang notabene dicipta sebagai pencipta yang paling sempurna diantara seluruh ciptaa-nya. Mungkin langkah – langkah praktis yang perlu dilakukan adalah dengan mengidentifikasi secermat mungkin peristiwa yang kita alami, mungkin memang itu adalah buah dari perbuatan selama ini. Kalaupun datangnya dari orang lain, dengan bijaksana kita melakukan introspeksi, “ada apa dengan diri kita sehinga orang lain berbuat demikian?” ketika peristiwa tersebut adalah peristiwa alam yang demikian dahsyat, maka mata imanlah yang melihat. Bukankah Sang Pencipta yang kita percayai adalah khalik langit dan bumi sebagai pencipta alam yang dahsyat tersebut?
Tak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi, tidak ada langkah yang terlalu panjang untuk dijalani, dan tidak ada orang yang terlalu sulit untuk dihadapi ketika kita mampu menyikapi setiap peristiwa yang terjadi dengan hati yang jernih dan kepala dinggin.

budidaya ikan gurami

BUDIDAYA IKAN GURAME
(Osphronemus gouramy)

1. PENDAHULUAN
Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relatif meningkat setiap saat. Untuk pare kediri, jenis ikan ini cocok karena tidak memerlukan air yang mengalir. Untuk memberi petunjuk bagi masyarakat yang berminat di bawah ini diuraikan tata cara budidayanya.

2. JENIS
Jenis ikan gurame yang dikenal masyarakat berdasarkan bentuknya ada 2
(dua) yaitu:
1) Gurame angsa (soang) : badan relatif panjang, sisik relatif lebar. Ukuran yang bisa dicapainya berat 8 kg, panjang 65 cm.
2) Gurame Jepang : badan relatif pendek dan sisik lebih kecil. Ukuran yang dicapai hanya 45 cm dengan berat kurang dari 4,5 kg. Jika dilihat dari warnanya terdapat gurame hitam, putih dan belang.

3. MEMILIH INDUK
Induk yang dipakai sebaiknya mencapai umur 3 tahun. Untuk membedakan induk jantan dan betina bisa dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
a. Induk betina
Ikan betina mempunyai dasar sirip dada yang gelap atau berwarna kehitaman, warna dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit coklat, jika diletakkan di lantai maka ikan betina tidak menunjukan reaksi apa-apa. Sebaiknya sudah berumur 3~7 tahun.
b. Induk jantan
Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau keputih-putihan, mempunyai dagu yang berwarna kuning, lebih tebal daripada betina dan menjulur. Induk jantan apabila diletakkan pada lantai atau tanah akan menunjukan reaksinya dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas.
Selain mengetahui perbedaan induk jantan dan betina, perlu juga diketahui demi keberhasilan pembenihan gurame ini. Induk telah berumur 3~7 tahun. Berbeda dengan induk ikan tambakan, induk ikan gurame ini semakin bertambah umurnya akan mengeluarkan telur semakin banyak, perut akan membulat dan relatif penjang dengan warna badan terang. Sisik-sisiknya usahakan tidak cacat/hilang dan masih dalam keadaan tersusun rapi. Induk betina yang cukup umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya akan membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur. Pada lubang anus akan nampak putih kemerah-merahan. Dan apabila kita coba untuk meraba perutnya akan teras lembek.

4. PEMIJAHAN
Pemasukan air dilakukan pagi-pagi sekali, sehingga menjelang jam 10.00 kolam telah berisi air setengahnya. Induk-induk yang telah lolos seleksi dimasukkan dalam kolam dengan hati-hati dan penuh kasih sayang. Perbandingan jumlah antara induk jantan dan betina biasa 1 : 1 - 14. Dengan harapan induk jantan paling sedikit bisa mengawini dua ekor induk betina dalam satu tarikan.
Setelah dilepaskan dalam kolam pemijahan biasanya induk jantan tidak otomatis langsung membuat sarang, tetapi terlebih dahulu berjalan-jalan, berenang kesana-sini mengenal wilayahnya. Setelah 15 hari sejak dilepaskan, induk jantan biasanya sudah langsung disibukkan oleh kegiatannya membuat sarang.
Garis tengah sarang biasanya kurang lebih 30 cm, yang biasanya dikerjakan oleh induk jantan ini selama seminggu (7 hari). Setelah sarang selesai dibuat, induk jantan cepat-cepat mencari dan merayu induk betina untuk bersamasama memijah disarang. Induk betina ini akan menyemprotkan telur-telurnya kedalam sarang melalui lubang sarang yang kecil, kemudian jantan akan menyemprotkan spermanya, yang akhirnya terjadilah pembuahan didalam
istana ijuk ini. Tidak seperti halnya ikan mas yang pemijahannya hanya beberapa jam saja, pemijahan ikan gurame ini biasanya berlangsung cukup lama. Induk jantan bertugas menjaga sarang selama pemijahan berlangsung.
Setelah pemijahan selesai, biasanya giliran induk betina yang bertugas menjaga keturunannya, dengan terlebih dulu menutup lubang sarang dengan ijuk atau rumputan kering.Dengan nalurinya sebagai orang tua yang baik, biasanya induk betina ini menjaga anaknya dengan tak lupa mengipaskan siripnya terutama sirip ekor kearah sarang. Gerakan sirip induk betina ini akan meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air. Air dengan kandungan oksigen yang cukup akan membantu menetaskan telur-telur dalam sarang. Sebab seperti diketahui, telurpun butuh oksigen dalam prosesnya menjadi benih ikan. Sementara dengan kasih sayang induk betina menjaga keturunanya, induk jantan akan kembali menyusun sarang dan memikat induk betina yang lainnya untuk melanjutkan keturunannya. Dari atas kolam kita bisa mengetahui induk-induk yang telah memijah tanpa turun ke kolam dengan melihat adanya bau amis, dan terlihat adanya lapisan minyak tepat di atas sarang pemijahan.

5. PENETASAN
Penetasan telur bisa dilakukan di paso, aquarium atau pun ember-ember plastik. Cara memindahkan telur dari dalam sarang ke paso/aquarium dilakukan dengan hati-hati tidak terlalu kasar untuk menghindari agar telur tidak pecah. Sarang bahan dari ijuk yang ada 5 cm dibawah permukaan air dan telah ditutup rapat, diangkat dengan cara dimasukkan kedalam ember yang berisi 3/4 bagian ember. Sarang menghadap ke atas dan ditenggelamkan kemudian perlahan-lahan tutup sarang dibuka, maka telur-telur akan keluar dan mengambang dipermukaan air. Selanjutnya telur diangkat dengan mengunakan piring kecil untuk dipindahkan ke pasoaquarium atau ember bak yang telah diisi air bersih yan sudah diendapkan. Penggantian air dilakukan secara rutin agar telur-telur menetas dengan sempurna dan telur yang tidak menetas segera dikeluarkan. Telur akan menetas dalam tempo 30 ~ 36 jam.

6. PENDEDERAN
Selama 5 hari benih-benih belum membutuhkan makanan tambahan, karena masih mengisap kuning telur (yolk sack). Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus disuplai dari luar. Oleh karenya jika masih belum ditebarkan di kolam harus diberi makan infusoria. Jika benih hendak ditebarkan di kolam, kolam harus dikeringkan dan dipupuk dengan pupuk kandang 1 kg/m2. Setelah seminggu benih ditebarkan, yaitu ketika air kolam sudah berubah menjadi kehijau-hijauan. Benih gurame umur 7 hari dapat dipasarkan kepada para pendedar dengan system jual sarang sehinga frekwensi pembenihan dapat ditingkatkan. Padat tebar pendederan 50 ~ 100 ekor/m2, sementara kolam yang digunakan berkisar 50.250 m2.

Meskipun pemeliharaan gurame relatif membutuhkan waktu lama namun harga
jual yang tinggi tetap akan memberi keuntungan.
SUMBER
Dinas Perikanan, Daerah kepung kediri

cara membuat tape


RESEP MEMBUAT TAPE SINGKONG

MEMBUAT TAPE SINGKONG 

Tape singkong sudah terkenal di mana-mana, murah, lezat, dan menyenangkan. Tape yangsudah terkenal adalah tape ( peuyeum ) bandung. Peuyeum Bandung banyak yangmenyukainya, karena manis rasanya dan tidak berair. Andapun dapat membuat tape sendiri,karena caranya tidaklah sukar. Adapun bahan-bahannya adalah: singkong yang sudah tua 2kg, ragi tape yang manis ( dapat dibeli di toko bahan kue / pasar tradisional ). Sedangkan alat-alat yang diperlukan: pisau pengupas, panci untuk mengukus plus tutupnya, kompor, nyiru /tampah bambu, cobek / cowek dan munthunya untuk menepungkan ragi tape, daun pisangsecukupnya dan bakul dari bambu.Cara pembuatannya adalah: singkong dikupas kulitnya, kemudian dicuci bersih, dipotong-potong atau dibiarkan utuh. Lalu ditanak dalam panci sampai setengah matang, setelah itusingkong diangkat dan ditata / diangin-anginkan di atas nyiru sampai dingin, ragi ditumbuk sampai halus, singkong dilumuri tepung ragi satu persatu sampai merata betul, kemudianditempatkan dalam bakul bambu yang sudah dialasi / dilambari daun pisang secara rapat /merata, isi sampai bakul tsb penuh, setelah penuh tutup rapat bakul dengan daun pisang dantambahkan kain yang diikat rapat sebagai penutup bagian atas bakul. Simpan di tempat yangteduh / gelap selama 3 hari

www.wonosari.com/t3541-resep-membuat-

hidup kan


MENGHIDUPKAN KEMBALI GORESAN PENA
                                                           YANG TENGGELAM………. ???

“aku bukanlah Intelektual Muda Kampus yang lantang menyuarakan kebenaran, aku juga sepakat bila definisi pecundang menjadi identitas diri ini,,,,, aku hanyalah seorang penulis yang menyuarakan isi naluri dan getar nafas nafsuku yang menggebu-gebu… semoga masih ada yang peduli membimbingku”
( moh yusuf dawud  )

            AKSI....  !!!!! ini bukanlah kata sindiran, bukan pula teriakan sang orator di tengah lapangan,  kata ini adalah sebuah Nama yang telah lama tenggelam di Kampus Yudharta, hampir 7 tahun lamanya nama ini terkubur seiring perkembangan Yudharta yang telah banyak menorehkan prestasi sejarahnya. Jargon the Multicultural University_pun  belum pernah mampir pada sesuatu yang bernama AKSI, entah karena kesibukan intelektual Civitas Akademika baik Dosen, Mahasiswa maupun Birokrat sehingga nama AKSI malu menampakkan kreativitas dan mental Fighternya,, ahh sungguh tak bijak kalau sekedar mencari seribu alasan mengapa AKSI terkubur tanpa tahu alamat kuburannya, yang pasti nama AKSI bak mutiara yang terpendam dalam Lautan Kamus perjalanan Universitas Yudharta Pasuruan ini. Oleh karena tenggelam itulah yang menjadikan nama AKSI begitu indahnya.
             
            Tidaklah berlebihan kiranya bila Penulis mengatakan bahwa ada 2 hal yang bisa membuat terang Kampus Yudharta tercinta ini, yakni Aksi Natural Sinar Matahari dan Aksi Suara Mahasiswa. Suara mahasiswa merupakan suara khas sekaligus emas dalam  menjalani intelektual peradabannya. Kalau mau melirik sejarah, pada tahun 2001 adalah tahun dimana suara Mahasiswa terangkum dalam sebuah wadah bernama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) AKSI yang melalui perjuangan goresan penanya, telah mampu memberi sumbangsih kualitas baik mulai dari persoalan corak warna hidup sampai hal yang detail sekalipun tentang sebuah eksistensi hidup dan kehidupan akademik kampus. UKM AKSI dalam cerita pewayangan aktivis Yudharta adalah aset yang besar bagi kampus dalam mengembangkan wawasan-wacana kritis mahasiswa. Memang saat itu, UKM AKSI mau dan mampu  menjadi alat yang paling efektif untuk memunculkan pemikiran-pemikiran baru dalam konteks kebersamaan demi tujuan bersama. Bukankah itu harapan di benak sadar mahasiswa??? Pasti. Namun sayang seribu sayang, pujian terhadap Goresan tinta mahasiswa  ( UKM AKSI ) hanya bertahan selama 4 tahun lamanya seumur mahasiswa duduk di bangku Kuliah, 2001 lahir-2004 tenggelam.

            Belajar dari sejarah, belajar dari masa lalu merupakan suatu hal yang bermanfaat untuk merumuskan sesuatu yang baru. Tiap jaman memiliki realitas yang berbeda. Untuk itu, kita harus selalu mencoba aksi evaluasi dari segala sesuatu yang pernah terjadi buat pers mahasiswa yang lalu dan mencoba melontarkan beberapa gagasan sehingga UKM AKSI kini dan akan datang dapat berkembang hidup menatap masa depan. Bukankah sosok mahasiswa di kenal kental dengan nuansa kedinamisannya, aktif, senang pada perubahan dan sikap keilmuannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan obyektif, sistematis dan rasional. Sudah menjadi konsekuensi identitas sebagaoi mahasiswa kan!!
           
            Tidak mengherankan bila saat ini, ibarat pepatah ”mencari jarum dalam sekam atau hutan sekalian deeh”, sungguh sulit mencari sosok Fighter/ideal mahasiswa. Ada anggapan dari berbagai pihak bahwa tingkat kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat dan lingkungan sangat rendah. Mahasiswa hanya di katakan vokal berbicara dan enggan memberikan solusi atas ketimpangan masalah sosial.

            Memang membangun kesadaran kepada mahasiswa terhadap peran dan fungsinya sebagai mahasiswa memang sulit dan membutuhkan hari yang panjang. Oleh karena kita menyaksikan mahasiswa yang terasing dalam masyarakatnya, berusaha lulus cepat, namun hanya untuk mengisi barisan pencari kerja tanpa tanggung jawab dengan gairah keilmuannya. Tidak peduli dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Istilah terasing dan terbuang kesadarannya inilah yang di analogikan oleh K.H. Sholeh Bahruddin sebagai Mahasiswa KOPRAL, posisi yang tidak di perhitungkan dalam dunia kemiliteran. Dari sinilah dibutuhkan upaya menghidupkan kembali UKM AKSI untuk menggagas sebuah rekayasa sosial yang konseptual, praksis dan sistematis. Karena dengan adanya Pers Kampus di harapkan mampu mengkaji permasalahan sosial yang di beritakan dengan analisis keilmuan dan kemasyarakatan secara kritis akademis serta Obyektif TITIK.

Mari kita Hidupkan dan Temukan Mutiara AKSI YUDHARTA!!!!!! sebagai salah satu media perjuangan  mahasiswa menyampaikan suara dan nuraninya.
HIDUP MAHASISWA YUDHARTA!!!!!!
BUKAN SUPAAT KALAU TIDAK SEMANGAT !!!!!!!!!!
”SATU AKSI MULIA UNTUK INDONESIA”
             
             
Penulis
Wapres BEM Universitas Yudharta

Postingan Lebih Baru

Blogger.. Diberdayakan oleh Blogger.